Sabtu, 26 Maret 2011

Sejarah Goa Seplawan

Oleh Hendri Utomo 
Bagi yang senang berpetualang di dalam goa, tidak salah bila mencoba melihat indahnya Goa Seplawan yang terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Obyek wisata goa ini cukup ramai dikunjungi khususnya pada hari libur. Selain menikmati wisata perut bumi, pengunjung juga akan di suguhi panorama alam yang indah dengan udara nan sejuk.
Lokasi goa sekitar 20 km ke arah timur dari pusat Kota Purworejo. Goa Seplawan berada di ketinggian 700 meter diatas permukaan air laut. Udara yang alami sejuk serta taman bunga sekedarnya yang berada disekitar goa cukum menyegarkan mata. Sementara yang tertarik sejarah, bisa langsung mencoba merunut sejarah keberadaan goa di kecamatan Kaligesing ini. Namun hingga saat ini belum ada sejarah yang cukup jelas tentang keberadaan goa Seplawan. Meski demikian terlepas dari fakta-fakta sejarah yang mengiringi keberadaan goa ini, pengunjung bisa sepuasnya mendengar dongeng dari sesepuh goa (warga setempat sekaligus guide bagi yang meninginkan panduan).
Seperti warga setempat yang lebih melihat goa Seplawan sebagai sebuah situs. Goa Seplawan memang didukung dengan berbagai penemuan benda-benda cagar budaya seperti arca emas Dewa Syiwa seberat 1,5 kg di dalam goa seta lingga dan yoni yang berada i pelataran komplek goa. Sesepuh Seplawan yang juga salah satu penemuan goa, Somo Inangun, 77, menuturkan, nama Goa Seplawan dulunya bernama Gang Seplawan atau pertapan (goa Sapluwan), "Plu itu berarti murni, wan berarti orang, jadi goa seplawan adalah tempat keberadaan orang murin," katanya.
Keberadaan Goa Seplawan kemudian semakin diakui setelah ditemukannya arca berbahan emas seberat 1,5 kg yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. "Arca emas itu ditemukan pada hari selasa kliwon, tanggal 28 Agustus 1979. Ada sekitar 34 orang yang pertama kali menemukan goa Seplawan ini, termasuk saya," tambahnya.
Pengunjung bisa melihat situs peninggalan di pelataran goa. Warga setempat menamakan situs tersebut "candi gondo arum", bangunan candi berupa batu yang di beri pagar. "Dinamakan Candi Gondo Arum karena konon saat penemuan dan penggalian muncul aroma harum, kemudian sesepuh di desa setempat mempercayai menjadi sebuah tanda bahwa yang berada disini adalah orang yang murni, untuk dijadikan contoh di semua manusia," ucapnya.
Lebih lanjut Somo Inangun menjelaskan, pertama ditemukan yakni lingga, sementara Yoni ditemukan berdasarkan bisikan bathin. Dituturkan ketika dirinya memberihkan lingga bathinnya meraba bahwa semua penemuan ada kaitannya dengan penemuan arca emas di dalam gua. Dan benar, setelah saya menggali di dalam gua ternyata ditemukan yoni. "Akhirnya jumbuh (cocok) lingga sebagai lambang laki-laki diatas, kemudian yoni sebagai lambang perempuan ditemukan dibawah," tuturnya.
Namun terlepas dari nuansa releigius yang bernuansa mitos yang melingkupi penemuan Goa Seplawan, setiap pengunjung yang baru pertama kali datang kesana pasti akan terpukai dengan panorama alam yang cukup berbeda. Sebagai awal, sebelum masuk ke dalam goa, wisatawan bisanya akan menyempatkan diri datang ke gardu pandang. Dari gardu pandang tersebut, pengunjung bisa melihat backgroun gunung Kelir, bahkan bila cuaca cerah pengunjung bisa melihat kota Jogjakarta yang begitu indah.
Setelah puas melihat pemandangan alam terbuka, pengunjung akan melanjutkan wisatanya ke dalam goa. Ornamen khas goa seperti stalagtit, stalagmit, flowstone, helekit, soda straw, gower dam dan dinding-dinding menyerupai kerangka ikan itu cukup menakjubkan.Memasuki Goa Seplawan, pengunjung harus menuruni anak tanggal kurang lebih sedalam 7 meter. Rute perjalanan cukup mengikuti lampu penerangan yang sudah dipasang sejauh 750 meter.
Goa Seplawan ternyata memiliki kurang lebih 35 lorong, sejauh ini pengunjung hanya diperbolehkan untuk menyusuri gua yang sudah diberi penerangan saja. Bagi pengunjung yang tidak mempunyai kepentingan juga tidak diperbolehkan memasuki lorong tepatnya di sebelah kanan yang sengaja tidak diberi penerangan,"Sementara menurut kepercayaan, setiap pengunjung yang masuk disarankan harus jujur dan dilarang membawa benda apapun dari dalam goa," tandasnya.*** 
Hendri Utomo, Jurnalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar